Pada bagian pertama tentang saklar telah diperkenalkan jenis-jenis saklar berdasarkan cara mengaktifkan saklar, yaitu SLIDE, TOGGLE, ROTARY, ROCKER, KNIFE, PUSH BUTTON, ELEKTROMAGNETIK, dan MAGNETIK.
Sekarang, pada bagian ke dua ini akan dijelaskan tentang "keterhubungan" atau CIRCUITRY pada suatu saklar. Untuk ini ada dua istilah utama yang terlebih dahulu harus dimengerti yaitu POLE dan THROW. Pole artinya kutub, tetapi secara teknis sering dimaknai sebagai INDUK; sedangkan THROW bermakna lempar, yang secara teknis diartikan sebagai ANAK. Secara prinsipil arus listrik mengalir dari INDUK (pole) ke ANAK (throw) pada suatu saklar.
1. SINGLE POLE SINGLE THROW (SPST)
SPST adalah saklar yang paling sederhana yang terdiri dari 1 induk (pole) dan 1 anak (throw).
Saklar SPST memiliki keadaan (state) ON (closed) atau OFF (open) saja.
2. SINGLE POLE DOUBLE THROW (SPDT)
Satu Induk Dua Anak (Single Pole Double Throw, SPDT) adalah saklar yang yang dikembangkan dari SPST.
Saklar SPDT memiliki keadaan "ON dan OFF" atau "OFF dan ON". Perhatikan gambar di atas, jika A (ON) maka B (OFF). Sebaliknya jika B (ON) maka A (OFF).
Titik tengah (C) pada SPDT disebut COMMON dan biasanya dihubungkan dengan sumber daya.
Salah satu varian dari SPDT adalah CENTER-OFF untuk jenis TOGGLE dan ROCKER.
3. DOUBLE POLE DOUBLE THROW (DPDT)
DPDT adalah pengembangan dari SPDT. DPDT berarti Dua Induk yang masing-masingnya memiliki Dua Anak. Kadang-kadang disebut saklar dua-gang. Keadaan (state) dari DPDT adalah sama dengan keadaan SPDT.
4. DOUBLE POLE SINGLE THROW (DPST)
Saklar ini memiliki DUA INDUK masing-masing dengan SATU ANAK.
1. Normally Open (NO) dan Normally Closed (NC)4. DOUBLE POLE SINGLE THROW (DPST)
Saklar ini memiliki DUA INDUK masing-masing dengan SATU ANAK.
NO adalah titik hubung saklar dalam keadaan terbuka (terputus) pada saat tidak ada gaya yang diterapkan pada saklar; sedangkan NC adalah keadaan tertutup (tersambung) titik hubung saklar pada saat tidak ada gaya yang diterapkan pada saklar. NO = EC (Energised Closed) dan NC = EO (Energised Open).
Istilah NO dan NC biasanya diterapkan pada jenis saklar berupa relay. Perhatikan gambar berikut.
Istilah NO dan NC biasanya diterapkan pada jenis saklar berupa relay. Perhatikan gambar berikut.
2. Push To Make (PTM) dan Push To Break (PTB)
PTM dan PTB biasanya diterapkan untuk jenis saklar bertipe push-button. PTM berarti "Tekan Untuk Menyambung" dan PTB adalah "Tekan Untuk Memutus". Perhatikan gambar berikut.
3. LATCH dan NON-LATCH
LATCH dapat diartikan sebagai "NYANGKUT" dan NON-LATCH sebagai "TAK-NYANGKUT". Saklar yang bersifat LATCH adalah saklar yang tuas/as/tombol-nya ditekan atau ditarik atau diputar akan tetap berada dalam keadaannya apabila gaya yang diterapkan padanya ditiadakan. Keadaan "Nyambung" akan "Tetap Nyambung" atau keadaan "Putus" akan "Tetap Putus". Contoh saklar LATCH adalah saklar lampu yang biasa dipakai di rumah-rumah atau tombol-tombol lampu pada kendaraan. Sekali saklar ditekan ianya akan tetap berada dalam keadaannya meski gaya dari tangan pengguna ditiadakan dari saklar tersebut.
Adapun saklar yang bersifat NON-LATCH alias TAK-NYANGKUT adalah saklar yang apabila gaya dari pengguna ditiadakan dari saklar; saklar akan kembali ke keadaan semula. Contoh saklar non-latch misalnya tombol bel, tombol-tombol keyboard komputer, tombol klakson kendaraan, tombol starter komputer, dan lain-lain. Saklar non-latch juga dapat diartikan sebagai saklar yang mental (kata dasar pental) kembali apabila gaya ditiadakan darinya.
Apakah saklar LATCH dan NON-LATCH hanya dimiliki oleh saklar dari kelompok GAYA MEKANIK saja? Tidak. Sebuah relay (yang dioperasikan dengan gaya ELEKTRO-MAGNETIK) yang sejatinya bersifat NON-LATCH dapat dikonfigurasikan menjadi bersifat LATCH dengan sedikit manipulasi rangkaian pengoperasiannya.
Relay bekerja jika ada arus listrik mengalir melalui kumparan relay. Arus listrik untuk kumparan relay berasal dari satu sumber listrik (biasanya tegangan rendah); sedangkan arus listrik yang mengalir melalui TITIK-TITIK KONTAK relay berasal dari sumber yang lain (misalnya tegangan jala-jala listrik).
Agar relay bisa dioperasikan dalam sifat LATCH maka harus ada arus pengganti yang mengalir melalui kumparan relay; yang dapat diambil dari arus yang mengalir melalui titik-titik kontak relay dengan syarat tegangannya sesuai dengan spesifikasi tegangan untuk kumparan.
Perhatikan gambar-gambar berikut. Gambar di bawah ini adalah relay yang bersifat NON-LATCH. Jika arus yang mengalir melalui kumparan terputus maka kontak relay akan "mental" kembali ke keadaan semula.
Adapun gambar di bawah ini adalah relay yang bersifat LATCH.
Jika tombol tekan ditekan maka arus akan mengalir melalui kumparan (titik 85 dan 86) dan reaksinya akan menghubungkan titik 30 dengan titik 87. Ketika titik 30 dan 87 terhubung; maka juga akan terhubung dengan titik 85 yang mengakibatkan kumparan dalam keadaan selalu teraliri arus dari titik HOT ke titik COM meskipun tombol tekan tak lagi ditekan.
Satu-satunya cara untuk mengnon-aktifkan relay yang LATCH ini ialah dengan cara memutuskan arus litrik langsung dari sumbernya. Konsep LATCH RELAY ini biasa digunakan pada rangkaian-rangkaian ALARM.
Gambar di bawah ini adalah LATCH RELAY yang digunakan untuk mengontrol kerja mesin cuci. Perhatikan baik-baik !
Terimakasih !!
Good bro
BalasHapusterimakasih
HapusMantap bro..
BalasHapusterima kasih ilmunya
BalasHapus